KTI EKOLOGI PARANGTRITIS









PENGARUH EVAPORASI, SUHU, DAN pH AIR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BIOTA AIR DI PANTAI PARANGTRITIS





DISUSUN OLEH:
Songeb
Defit Mei Saputra
Dyah Ika Rahmawati
Eka Seftiyani Ruzifa
Miftahul Jannah
Oktavia Suryani
( XI IPA 2)

MADRASAH ALIYAH NEGERI PARON
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis yang berjudul  “Perbedaan Evaporasi, Suhu, dan Ph air serta pengaruhnya terhadap biota air di pantai Parangtritis”  ini dengan sebaik-baiknya.
Penulisan karya tulis ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester Genap Madrasah Aliyah Negeri Paron.
Dalam penyusan karya tuis ini penulis menemui kesulitan-kesulitan. Tetapi berkat kerja keras dan bimbingan bapak/ibu guru, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Dan dalam kesempatan ini tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada:
  1. Bapak Drs. Muljono, M.Ag selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Paron.
  2. Bapak Moh. Ngabdani, S.Pd selaku pembimbing I kami dalam menyelesaikan karya tulis ini.
  3. Bapak Teguh Budi Santoso, S. Pd selaku pembimbing II kami dalam menyelesaikan karya tulis ini.
  4. Semua pihak yang telah membantu demi kelancaran karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini
Akhirnya Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca semua pada umumnya dan bagi penulis khususnya.



Paron, 31 Juni 2011

Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Parangtritis merupakan salah satu pantai yang memiliki keunikan tersendiri karena keindahan alamnya serta berbagai macam fungsinya. Sehingga wilayah tersebut sangatlah sering dikunjungi banyak orang, namun demikian orang yang berkunjung kebanyakan hanya berwisata atau melepas lelah disana dan sangat jarang ditemukan orang yang melakukan penelitian disana. Padahal apabila kita melakukan riset atau penelitian disana kita akan mendapati berbagai macam hal yang menarik seperti gejala-gejala geologi, geomorfologi dan ekologi.
Daerah parangtritis menarik dan penting dipandang dari sudut ilmu kebumian karena memiliki sifat karakteristik bantang alam pantai dan gumuk pasir yang langka serta merupakan laboratorium alam yang terletak disebelah selatan kota yogyakarta
Parangtritis memiliki tiga aliran air yang berbeda yaitu tawar, payau, dan laut dengan karakteristik yang berbada baik dari suhu, evaporasi, dan tingkat keasamannya.

  1. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara mengetahui perbedaan suhu, evaporasi, dan tingkat keasaman ke tiga jenis air tersebut?
2.      Bagaiman reaksi yang terjadi setelah percobaan tersebut?
3.      Apa yang menyebabkan  ketiga air tersebut  memilki evaporasi yang berbeda?
4.      Apa pengaruh evaporai, suhu, dan tingkat keasaman yang berbeda pada biota air di pantai parangtritis?

  1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan evaporasi antara air laut, payau, dan tawar. Beserta tingkat Ph masing-masing air tersebut dan pengaruhnya terhadap biota air tawar, payau, dan laut.

  1. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan penulisan karya tulis ini dapat membantu kita semua mengenal dan memahami perbandingan evaporasi, suhu, dan Ph ketiga jenis air tersebut yang sesuai dengan penelitian, serta memahami jenis biota air yang terdapat disekitar pantai parangtritis.

  1. Metode Penelitian
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan dua metode yaitu:
1.      Metode Literatur yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan melakukan tinjauan-tinjauan terhadap literatur-literatur yang terkait dengan pembahasan pada karya tulis ini.
2.      Metode Eksperimen yaitu penulis melakukan pemngamatan dan percoban langsung pada obyek yang akan diteliti.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Landasan Teori
Air Tawar
Air tawar adalah lawan dari air asin. Merupakan air yang tak mengandung banyak garam di dalamnya. 

Air Laut
Air laut adalah air dari laut atau samudera yang merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material. Kadar garam dalam air laut sebesar 3,5% artinya dalam air 1 liter (1000 ml) air laut, terdapat 35 gr garam (namun tak semuannya garam dapur atau NaCl). Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah.

Air Payau
Air Payau adalah campuran antara air tawar dan air laut (air asin). Jika kadar garam yang terkandung dalam 1 liter air payau adalah antara 0,5 sampai 30 gr, maka air ini disebut air payau. Namun jika lebih disebut air laut (air asin)

pH air
Nilai pH merupakan salah satu parameter yang praktis bagi pengukuran kesuburan suatu perairan. Banyak reaksi kimia penting yang terjadi pada tingkatan pH yang sulit. Menurut jenis dan aktivitas biologinya suatu perairan dapat mengubah pH dari unit penanganan limbahnya, tetapi pada umumnya batas toleransi ikan adalah berkisar pada pH 4 “Aerd penth point” sampai pH 2 “Basie death point”. Perairan yang memiliki kadar pH 6,5 – 8,5 merupakan perairan yang sangat ideal untuk tempat hidup dan produktifitas organisme air. Derajat keasaman sering juga digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan atau perairan dalam memproduksi garam mineral. Garam mineral merupakan faktor penentu bagi semua proses produksi di suatu perairan. Derajat keasaman perairan merupakan suatu parameter penting dalam pemantauan kualitas air, dengan mengetahui jumlah kadar pH suatu perairan kita dapat mengetahui tingkat produktifitas perairan tersebut. Kandungan pH dalam suatu perairan dapat berubah-ubah sepanjang hari akibat dari proses fotosintesis tumbuhan air. Derajat keasaman suatu perairan juga sangat menentukan kelangsungan hidup organisme dan merupakan resultan sifat kimia, fisika perairan.

B.     Hipotesa
Keadaan iklim daerah Yogyakarta:
a.       Temperatur
Temperatur harian rata-rata berkisar antara 26,6°C sampai 28,8° C sedang temperatur minimum 18° C dan maximum 35°C.
b.       Kelembaban Udara
Kelembabab udara rata-rata 74 % dengan kelembaban minimum 65 % dan maximum 84 %.
c.        Curah hujan
Curah hujan bervariasi antara 3 mm sampai 496 mm. Curah hujan diatas 300 mm terjadi pada bulan Januari, Pebruari, April. Curah hujan tertinggi 496 mm terjadi pada bulan Pebruari dan curah hujan terendah 3mm samapi 24 mm terjadi pada bulan Mei sampai Oktober. Curah hujan tahunan rata-rata 1855 mm.
Keadaan iklim daerah ngawi:
     Menurut klasifikasi iklim schmidt tipe iklim D (kering) dengan rata-rata curah hujan 600-2000 mm/th. Rata-rata bulan basah adalah 3-5 bulan dan rata-rata bulan kering adalah 7-9 bulan. Suhu udara berkisar antara 22º - 30º C.

Dengan demikian suhu di Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan dengan kota Ngawi.







BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A.     Alat dan bahan
1.   Air tawar
2.   Air payau
3.   Air laut
4.   Rantang/ panic
5.   Thermometer
6.   Penggaris
7.   Kertas lakmus dan indikatornya

B.     Cara Kerja
Uji suhu dan evaporasi air tawar, payau, dan laut:
1.1. Tuang ketiga jenis air yang berbeda tersebut kedalam panci/ rantang yang berbeda.
1.2. Ukur volume air agar sama rata.
1.3. Sebelum dipanaskan ukur suhu awal ketiga air setelah didiamkan selama 5 menit.
1.4.  Kemudia panaskan ketiga air tersebut dibawah sinar matahari selama satu jam.
1.5. Ukur berapa suhu dan ketinggian ketiga air tersebut dengan menggunakan thermometer dan penggaris.

1.6. Lakukan penelitian tersebut selama lima hari dan amati perebuhan yang terjadi.
Uji pH air tawar, payau dan laut:
2.1     Masukan kertas lakmus pada masing-masing ketiga jenis air tersebut selama kurang lebih 3 menit.
2.2      Cocokan  kertas lakmus tersebut pada kertas indicator.
2.3     - pH antara 1-6 bersifat asam.
-pH 7 bersifat netral.
-pH 8-14 bersifat basa.

C.     Hasil dan Pembahasan
Perbandingan suhu
Selama 1 jam dan ditunggu 5 menit (suhu awal 9°C)
No
Hari, Tgl-Bln-thn
Jenis air
Tawar
Payau
Laut
1.
Rabu,  25 Mei 2011
17°C
16,5°C
16°C
2.
Kamis, 26 Mei 2011
15,5°C
16°C
18°C
3.
Jum’at, 27 Mei 2011
19°C
20°C
19°C
4.
Sabtu, 28 Mei 2011
17°C
16°C
19°C
5.
Minggu, 29 Mei 2011
20°C
20°C
20°C
Suhu rata-rata
17,7˚C
17,7˚C
18,4˚C



Perbandingan ukuran

No
tgl-bln-thn
jenis Air
tawar
penurunan
Payau
penurunan
laut
penurunan
1
25 Mei 2011
4 cm

4

4 cm

2
26 Mei 2011
3.7 cm
0.3 cm
3.63 cm
0.37 cm
3.6 cm
0.4 cm
3
27 Mei 2011
3.33 cm
0.37 cm
3.26 cm
0.37 cm
3.2 cm
0.4 cm
4
28 Mei 2011
3 cm
0.33 cm
2.89 cm
0.37 cm
2.8 cm
0.4 cm
5
29 Mei 2011
2.6 cm
0.4 cm
2.6 cm
0.29 cm
2.5 cm
0.3 cm
rata-rata penurunan

0.35 cm

0.35 cm

0.375 cm


Perbandingan pH air tawar, Payau, Laut

No.
Jenis Air
pH air
Sifat Air
1.
Tawar
6
asam
2.
Laut
7
netral
3.
Payau
8
basa

Suhu tertiggi adalah pada air laut yang selalu mengalami kenaikan suhu yang stabil yaitu dengan rata-rata suhu 18,4˚C. suhu rata-rata antara air tawar dan air payau sama yaitu 17,7˚C. Suhu terendah air tawar 15,5˚C dan suhu terendah air laut dan payau sama yaitu 16˚C. Suhu tertinggi ketiga jens air sama yaitu 20˚C.
Pada perbandingan ukuran air laut mengalami evaporasi paling banyak dibuktikan dengan rata-rata penurunnya 0,375cm dan penurunan rata-rata antara air tawar dengan air payau sama yaitu 0,35cm.
Penguapan atau evaporasi sangat bervariasi baik harian maupun musiman. Penguapan di siang hari lebih besar jika dibandingkan dengan pengupan di malam hari. Demikian pula penguapan pada musim kemarau dan musim penghujan juga akan berbeda.
Evaporasi atau penguapan juga dipengaruhi oleh besarnya faktor meteorologi, yaitu antara lain :

1. Radiasi matahari (solar radiation)
.Evaporasi merupakan konversi air ke dalam uap air. Proses ini terjadi hampir tanpa berhenti di siang hari dan sering kali juga di malam hari. Perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan input energi yang berupa panas latent atau evaporasi. Proses tersebut akan sangat aktif jika ada penyinaran langsung dari matahari. Awan merupakan penghalang radiasi matahari dan akan mengurangi input energi, jadi akan menghambat proses evaporasi.

2. Angin (wind)
Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara tanah dengan udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evaporasi terhenti. Agar proses tersebut berjalan terus, lapisan jenuh itu harus diganti dengan udara kering. Pergantian itu dapat dimungkinkan hanya kalau ada angin, jadi kecepatan angin memegang peranan dalam proses evaporasi.

3. Kelembaman Relatif (relativehumidity)
Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembaman relatif udara. Jika kelembaman relatif ini naik, kemampuannya untuk menyerap uap air akan berkurang sehingga laju evaporasinya munurun. Penggantian lapisan udara pada batas tanah dan udara denganudara yang sama kelembaman relatifnya tidak akan menolong untuk memperbesar laju evaporasi. Ini hanya dimungkinkan jika diganti dengan udara yang lebih kering.

4. Suhu (temperature)
Seperti disebutkan di atas, suatu input energi sangat diperlikan agar evaporasi berjalan terus. Jika suhu udara dan tanah cukupp tinggi, proses evaporasi akan berjalanlebih cepat jika dibandingkan dengan suhu udara dan tanah rendah, karena adanya energi panas yang tersedia. Karena kemampuan udara untuk menyerap uap air akan naik jika suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap besarnya evaporasi, sadangkan suhu tanah dan air hanya mempunyai efek tunggal.
Pada waktu pengukuran evaporasi, maka kondisi/keadaan ketika itu harus diperhatikan, mengingat factor itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan.Karena kondisi-kondisi tidak merata di seluruh daerah, umpamanya di bagian yang satu disinari matahari, dibagian yang lain berawan, maka harus diakui bahwa perkiraan evaporasi yang menggunakan harga yang hanya diukur pada sebagian daerah itu adalah sulit dan sangat menyimpang.

Pengaruh evaporasi dan ph air menyebabkan biota antara air tawar, laut, dan payau berbeda.

A. Ciri-ciri Habitat Air Tawar
1. Variasi temperatur atau suhu rendah
2. Kadar garam atau salinitas rendah
3. Penetrasi dari cahaya matahari kurang
4. Terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar
5. Aliran air terjadi setiap waktu terus-menerus pada sungai
6. Secara fisik dan biologi merupakan perantara habitat laut dan darat.
7. Tumbuhan mikroskopis seperti alga dan fitoplankton sebagai produsen utama.
Binatang Air Tawar :
Ikan mas, ikan mujair, ikan nila, ikan bandeng, ikan cupang, ikan cere, ikan betok, ikan sepat, yuyu, katak, dan lain sebagainya.
B. Ciri-ciri Habitat Air Laut
1. Variasi temperatur atau suhu tinggi
2. Kadar garam / salinitas / tingkat keasinan tinggi
3. Penetrasi dari cahaya matahari tinggi
4. Ekosistem tidak terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar
5. Aliran atau arus laut terus bergerak karena perbedaan iklim, temperatur dan   rotasi bumi
6. Habitat di laut saling berhubungan / berkaitan satu sama lain
7. Komunitas air asin terdiri dari produsen, konsumen, zooplankton dan dekomposer.
Binatang Air Laut :
Ikan tenggiri, ikan teri, cumi-cumi, sotong, gurita, teripang, kuda laut, kepiting, kerang hijau, dan banyak lagi lainnya.
C. Ciri-ciri Habitat Air Payau
Air payau (estuarin) adalah badan-badan air dimana air tawar dari sungai bercampur dengan air asin dari laut. Estuarin itu terbentuk bila sungai mengalir masuk ke dalam laut. Karena estuarin merupakan zona transisi antara 2 macam lingkungan, yaitu : lingkungan air tawar dan lingkungan laut, maka merupakan ekoton. Ekoton berarti rumah atau tempat tinggal yang mempunyai hubungan harmonis dengan rumah atau tempat tinggal lainnya sehingga masing-masing berfungsi baik. Salinitas air estuarin berfluktuasi, dipengaruhi oleh musim, bahkan air pasang surut. Tanah di estuarin itu berlapis-lapis sesuai dengan tinggi rendahnya batas pasang surut, dan di daerah itu terdapat bermacam-macam fauna. Ikan-ikan diadrom berada dalam estuarin pada bulan-bulan tertentu, baik ikan air tawar maupun ikan laut. Baik ikan-ikan yang hidup di estuarin maupun ikan-ikan pendatang (anadrom dan katadrom) sangat toleran terhadap perubahan salinitas dan lain-lain faktor (temperatur, pH, dan sebagainya). Ikan-ikan yang memang hidupnya di lingkungan estuarin antara lain : hering, karper, minaus.

BIOTA AIR LAUT

Kerang Laut


Kerang darah Anadara granosa
Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska).
Pengertian kerang bersifat umum dan tidak memiliki arti secara biologi namun penggunaannya luas dan dipakai dalam kegiatan ekonomi.
  • Dalam pengertian paling luas, kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang (lihat Bivalvia). Dengan pengertian ini, lebih tepat orang menyebutnya kerang-kerangan dan sepadan dengan arti clam yang dipakai di Amerika. Contoh pemakaian seperti ini dapat dilihat pada istilah “kerajinan dari kerang”.
  • Kata kerang dapat pula berarti semua kerang-kerangan yang hidupnya menempel pada suatu obyek. Ke dalamnya termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan, seperti kerang darah dan kerang hijau (kupang awung), namun tidak termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan tetapi menggeletak di pasir atau dasar perairan, seperti lokan dan remis.
  • Kerang juga dipakai untuk menyebut berbagai kerang-kerangan yang bercangkang tebal, berkapur, dengan pola radial pada cangkang yang tegas. Dalam pengertian ini, kerang hijau tidak termasuk di dalamnya dan lebih tepat disebut kupang. Pengertian yang paling mendekati dalam bahasa Inggris adalah cockle.
  • Dalam pengertian yang paling sempit, yang dimaksud sebagai kerang adalah kerang darah (Anadara granosa), sejenis kerang budidaya yang umum dijumpai di wilayah Indo-Pasifik dan banyak dijual di warung atau rumah makan yang menjual hasil laut.
 Ciri-ciri umum
Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang.
Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan “kaki” berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut.
Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya.
Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu.
Semua kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina seiring dengan kedewasaan.
KEPITING

Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh dari infraordo Brachyura, yang dikenal mempunyai “ekor” yang sangat pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya (abdomen) sama sekali tersembunyi di bawah dada (thorax). Tubuh kepiting dilindungi oleh kerangka luar yang sangat keras, tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Ke dalam Brachyura termasuk kepiting, ketam, dan rajungan.
Kepiting terdapat di semua samudera dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah tropis.
Kepiting beraneka ragam ukurannya, dari ketam kacang, yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki hingga 4 m .
 Anatomi
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (“phyllobranchiate”), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda.
Kepiting atau ketam jantan dan betina mudah dibedakan dengan melihat ekornya, yang terlipat di bawah (atau di ‘depan’) tubuhnya dan nampak seperti segitiga bersegmen-segmen. Yang jantan cenderung sempit, dan yang betina melebar, kadang-kadang berisi ribuan telur hingga nampak menganga.
Kepiting dan rajungan adalah jenis hewan yang sangat mirip. Perbedaannya hanya terletak pada kaki yang paling belakang; pada rajungan kaki yang terakhir itu merupakan sejenis anggota tubuh yang pipih tetapi lonjong (tidak runcing seperti kaki lainnya) yang umumnya digunakan untuk berenang. Rajungan juga lebih umum ditemukan di laut.

BIOTA AIR TAWAR
Belut
Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum diperikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika).
Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tidak bersisik (atau hanya sedikit), dapat bernafas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik; jenis-jenis yang tinggal di gua malahan buta.
Ukuran tubuh bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat mencapai 1,5m. Belut sawah sendiri, yang biasa dijumpai di sawah dan dijual untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m (dalam bahasa Betawi disebut moa).
Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua belut adalah pemangsa. Daftar mangsanya biasanya hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil.

Antennebaarsje

Ukuran
5-7 cm
Suhu air
23-26 º C
Ph
6-7
DH
4-12 º


Antennebaarsje (Microgeophagus ramirezi) adalah ikan tropis yang berfungsi sebagai akuarium diadakan. Ini milik keluarga Cichlidae (cichlids). Ikan ini milik di masa lalu untuk para Apistogramma genus dan Papiliochromis, nama ini juga ditulis sebagai rogeophagus MIC, yang dalam literatur ilmiah nama-nama yang berbeda digunakan. Dalam perdagangan, ia terkadang dengan nama ” burung kakaktua “, yang merupakan ikan utuh lainnya. Awalnya berasal dari antennebaarsje Amerika Selatan : Venezuela dan Kolombia , yang miskin tinggal di air jernih.


PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari analisis evaporasi didapat suhu air tertinggi adalah air laut sekitar 18,4°C, dengan demikian air laut mengalami evaporasi yang paling cepat dibandingkan dengan air tawar dan air payau. Menurut pHnya air laut termasuk netral, air tawar asam dengan pH 6, air payau basa dengan pH 8. Pengaruh pH dan evaporasi mengakibatkan biota dalam setiap air berbeda.

Saran
Hendak para pembaca dengan membaca karya tulis ini pembaca akan lebih memahami dan lebih mengenal tentang biota air dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan menjaga lingkungansekitar khususnya pada air. Karena air merupakan kebutuhan pokok manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Meta.2010. Keunikan ekologi pantai parangtritis (online), (http://www.richindo.wordpress.com), diakses 30 Mei 2011
Farndon, John.2000.Science.Essex: Miles Kelly Publishing Ltd.
Ariellacla.2011. Analisis evaporasi, (http//www.Analisis Evaporasi _Ariellacla's Blog.htm), diakses 29 Mei 2011.








Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar: